Selasa, 20 Mei 2014

Posted by Fendy 23.53
Anak-anak yang dikorbankan pada ritual kurban manusia Copacocha suku Inca berabad-abad lalu ternyata dibius dengan alkohol dan daun koka sebelum dikurbankan dan ditinggalkan mati.
Fakta menarik tersebut ditemukan setelah Emma Brown, arkeolog Departemen Arkeologi University of Bradford, melakukan pengujian pada rambut salah satu mumi korban ritual itu. Temuan dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Para Ilmuwan sebelumnya menemukan mumi korban ritual Copacocha pada tahun 1999 di sebuah kuil di Gunung Llullaillaco yang terletak pada ketinggian 6.739 meter di atas permukaan laut.
Ditemukan Ada tiga mumi yang ditemukan, mereka adalah seorang gadis remaja berusia 13 tahun  lebih dikenal dengan "gadis Llullaillaco", seorang anak laki-laki, dan seorang anak perempuan yang diperkirakan berusia sekitar empat atau lima tahun.
Anak2 itu diperkirakan hidup pasa masa 500 tahun lalu, pada masa Kerajaan Inca mendominasi Amerika Selatan sebelum Eropa datang pada abad 15.
"Pengawetannya sangat fenomenal dan luarbiasa.  Mereka disebut sebagai mumi paling awet didunia.
Analisis lebih mendalam pada "gadis Llullaillaco" menguak lebih banyak lagi. "Gadis Llullaillaco" dianggap punya nilai lebih tinggi daripada anak-anak lainnya karena usia yang hampir remaja dan keperawanannya.
Tes yang dilakukan pada kepang panjang mengungkap bahwa konsumsi daun koka gadis itu meningkat tajam sebelum kematiannya.
kenaikan konsumsi daun koka itu meningkat seiring dengan pemilihannya sebagai anak yang akan dikurbankan.  dalam penelitian sebelumnya, pada masa itu diet gadis ini berubah, dari yang sebelumnya kentang menjadi banyak makan daging dan tepung jagung.
"Menurut sejarah Spanyol, gadis menarik dan punya talenta tertentu adalah yang dipilih, Inca memiliki orang khusus yang mencari gadis yang diinginkan lalu memisahkannya dari orangtuanya," kata Brown.
Selain mengonsumsi daun koka, "gadis Llullaillaco" juga mengonsumsi alkohol dalam masa-masa akhir masa hidupnya. Hal ini mengindikasikan bahwa gadis itu benar-benar terbius sebelum diasingkan ke gunung dan dibiarkan mati.
"Sejarah Spanyol menduga jika anak-anak dikurbankan untuk alasan beragam, sebagai tonggak hidup penting bagi Inca, saat terjadi perang serta bencana alam, namun ada pula yang terjadi karena memang merupakan ritual rutin," ujar Brown.
Masih Menurut Brown, campuran dari daun koka, alkohol, dan dingin membantu "gadis Llullaillaco" untuk mati dalam tenang, tanpa merasa sakit. Sekarang ini Mumi ketiga anak tersebut ditempatkan di Museum of High Altitude Archaeology di Salta, Argentina. 

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

Blogroll