Rabu, 02 Juli 2014

Posted by Fendy 21.15
Apa kabar munir?. 7 september 2004, Munir seorang aktifis lsm kontras tewas di racun, di sebuah pesawat dalam perjalanan menuju Belanda. Sebelumnya tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya telah terjadi scandal rumit atas tewasnya munir. Ya,  munir meninggal akibat dibunuh dengan racun arsenic. Hal itu di buktikan dengan ditemukanya kandungan racun berbahaya itu dalam tubuh Munir.
Setelah melalui penyelidikan yang rumit akhirnya pengadilan memutuskan bahwa Policarpus budiarto,  seorang pilot garuda adalah pembunuh munir (dihukum 20 tahun penjara).

Policarpus, selain sebagai Pilot garuda ternyata juga juga seorang agen rahasia.
Sebenarnya bagaimana sih policarpus meracuni munir?
Ahli forensik dari Universitas Indonesia, Mun'im Idris, menjelaskan kronologi panjang-lebar bagaimana racun arsenic itu bekerja dan bagaimana racun itu bisa masuk kedalam tubuh munir.
Dalam kasus Munir yang tewas dibunuh 7 September 2004, Mun'im mengungkapkan bagaimana peran ilmu forensik. Mun'im, yang saat itu menjadi salah satu dari anggota tim pencari fakta  atas kematian aktivis hak asasi manusia itu, beliau menceritakan bagaimana mereka bisa menemukan pelaku pembunuhan keji tersebut.
"Pada awalnya  semua orang hanya terpaku, dan meyakini  bahwa pembunuhan aktivis kontras ini  dilakukan di atas pesawat Garuda. Akibatnya, tersangka pelaku pembunuhan Munir, Pollycarpus Budihari Priyanto, divonis bebas oleh Mahkamah Agung pada Oktober 2006," beber Mun'im.
Dalam  kasus Munir waktu itu, diyakini bahwa Munir diracun di atas pesawat Garuda, dari Jakarta ke Den Haag, Belanda. Pihak kePolisi dan kejaksaan meyakini racun arsenik dimasukkan ke dalam mi goreng yang disajikan untuk Munir. Belakangan, hakim di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta malah meyakini racun dimasukkan dalam jus jeruk. Masalahnya, tak ada fakta yang bisa mengaitkan tersangka utama kasus ini, Pollycarpus, dengan insiden di atas pesawat.
Pada saat yang serba tidak pasti itu, Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri yang ketika itu masib menjabat menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri meminta Mun'im Idris untuk kembali mempelajari kasus itu.
Mun'im dan teman teman dari tim pencari fakta memutuskan untuk menelusuri perjalanan Munir ke Singapura untuk mengetahui di mana racun pembunuh Munir tersebut diberikan. Setelah dilakukan berbagai  tes, akhirnya diketahui bahwa racun arsenik baru bereaksi sekitar 30 menit setelah diberikan. Sementara perjalanan dari Jakarta ke Singapura selama 90 menit. Berbekal temuan tim pencari fakfa yang baru tersebut, Mun'im dan anggota tim merasa ada yang tidak beres.
Sempat disimpulkan jika proses peracunan munir di lakukan di Jakarta, akan tetapi kesimpulan itu dikesampingkan karena kurang bukti. Akhirnya, berdasarkan sejumlah fakta, diambillah kesimpulan bahwa Munir tidak dibunuh di atas pesawat, melainkan pada saat Pollycarpus mengajaknya minum di Coffee Bean yang ada di Bandar Udara Changi, Singapura.
Menurut Mun'im, hanya di tempat itulah kemungkinan peracunan Munir bisa terjadi. Setelah minum di Coffee Bean, Munir mengeluh sakit perut . Munir sempat mengira dirinya sakit maag dan meminta obat maag. Namun pada akhirnya Di atas pesawat, Munir sempat muntah dan kejang-kejang sebelum dinyatakan meninggal.
Berdasarkan temuan terbaru dari tim Mun'im, Mabes Polri dan Kejaksaan Agung bisa mengajukan peninjauan kembali atas vonis MA yang membebaskan Pollycarpus. Pada 2007, dengan bukti itu, Polly divonis 20 tahun penjara.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Blogroll

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

Blogroll